VII.
Abu Sufyan dan Quraisy kembali ke Mekah
Akan terpikir juga oleh Abu Sufyan bagaimana pula
nanti akibatnya apabila ia lari dari Muhammad dan tidak sampai menghadapinya
sesudah ia pernah mendapat kemenangan?! Bukankah Quraisy nanti akan dicemooh
oleh orang-orang Arab seperti yang pernah diinginkannya akan terjadi demikian
terhadap Muhammad dan sahabat-sahabatnya?!
Baiklah, misalnya ia kembali menghadapi Muhammad
lalu ia dikalahkan oleh Muslimin, bukanlah itu berarti bahwa bagi Quraisy sudah
tamat riwayatnya dan tidak akan pernah bangun kembali!? Lalu dicarinya suatu
helat, diusutnya sebuah kafilah dari suku Abd'l-Qais pergi ke Medinah dengan
memberitahukan kepada Muhammad bahwa ia (Abu Sufyan) sudah memutuskan akan
berangkat menyerbu, dia dan sahabat-sahabatnya akan digempur dan dikikis habis
sampai ke sisa-sisanya. Setelah oleh rombongan pesan itu disampaikan kepada
Muhammad di Hamra' 'l-Asad, sedikitpun semangat dan ketabahannya tidak goyah.
Bahkan sepanjang malam selama tiga hari itu terus-menerus ia memasang api
unggun, sekalian mau menunjukkan kepada Quraisy bahwa ia tetap siap-siaga dan
menunggu kedatangan mereka. Akhirnya semangat Abu Sufyan dan orang-orang
Quraisy jadi buyar sendiri. Mereka lebih suka bertahan dengan kemenangan di
Uhud itu. Kemudian merekapun kembali pulang menuju arah ke Mekah.
Muhammad juga lalu kembali ke Medinah. Sudah banyak
posisi yang dapat diambil kembali setelah tadinya mengalami kegoyahan akibat
peristiwa Uhud itu, meskipun kaum munafik mulai pula mengangkat kepala
menertawakan kaum Muslimin sambil menanyakan:
Kalau peristiwa Badr itu merupakan pertanda dari
Tuhan atas kerasulan Muhammad, maka dengan peristiwa Uhud itu apa pula konon
pertandanya dan apa yang akan jadi alamatnya?
No comments:
Post a Comment