II.
Berangkat perang
Akhirnya pihak Quraisy berangkat dengan membawa
kaum wanitanya juga, dipimpin oleh Hindun. Dialah orang paling panas hati ingin
membalas dendam, karena dalam peristiwa Badr itu ayahnya, saudaranya dan
orang-orang yang dicintainya telah mati terbunuh. Keberangkatan Quraisy dengan
tujuan Medinah yang disiapkan dari Dar'n-Nadwa itu terdiri dan tiga brigade.
Brigade terbesar dipimpin oleh Talha b. Abi Talha terdiri dari 3000 orang.
Kecuali 100 orang saja dari Thaqif,4 selebihnya semua dari Mekah, termasuk
pemuka-pemuka, sekutu-sekutu serta golongan Ahabisynya. Perlengkapan dan
senjata tidak sedikit yang mereka bawa, dengan 200 pasukan berkuda dan 3000
unta, di antaranya 700 orang berbaju besi.
Sesudah ada kata sepakat, sekarang sudah siap
mereka akan berangkat. Sementara itu 'Abbas b. Abd'l-Muttalib, paman Nabi, yang
juga berada di tengah-tengah mereka, dengan teliti dan saksama sekali
memperhatikan semua kejadian itu. Disamping kesayangannya pada agama
nenek-moyangnya dan agama golongannya sendiri, juga Abbas mempunyai rasa
solider dan sangat mengagumi Muhammad. Masih ingat ia perlakuannya yang begitu
baik ketika perang Badr. Mungkin karena rasa kagum dan solidernya itu yang
membuat dia ikut Muhammad menyaksikan Ikrar 'Aqaba dan berbicara kepada Aus dan
Khazraj bahwa kalau mereka tidak akan dapat mempertahankan kemenakannya itu
seperti mempertahankan isteri dan anak-anak mereka sendiri, biarkan sajalah
keluarganya sendiri yang melindunginya, seperti yang sudah-sudah.
Hal inilah yang mendorongnya - tatkala diketahuinya
keputusan Quraisy akan berangkat dengan kekuatan yang begitu besar - sampai ia
menulis surat menggambarkan segala tindakan, persiapan dan perlengkapan mereka
itu. Surat itu diserahkannya kepada seseorang dari kabilah Ghifar supaya
disampaikan kepada Nabi. Dan orang inipun sampai di Medinah dalam tiga hari,
dan surat itupun diserahkan.
Dalam pada itu pasukan Quraisypun sudah pula
berangkat sampai di Abwa'. Ketika melalui makam Aminah bt. Wahb, timbul rasa
panas hati beberapa orang yang pendek pikiran. Terpikir oleh mereka akan
membongkarnya. Tetapi pemuka-pemuka mereka menolak perbuatan demikian, supaya
jangan kelak menjadi kebiasaan Arab.
"Jangan menyebut-nyebut soal ini," kata
mereka. "Kalau ini kita lakukan, Banu Bakr dan Banu Khuza'a akan
membongkar juga kuburan mayat-mayat kita."
Quraisy
meneruskan perjalanan sampai di 'Aqiq, kemudian; mereka berhenti di kaki gunung
Uhud, dalam jarak lima mil dari Medinah.
No comments:
Post a Comment