Ketika Isma’il A.S. menginjak dewasa dan sampai
pada umur sanggup berusaha bersama ayahnya, Ibrahim A.S. A.S. mendapat wahyu
utk menyembelih sang anak.
Ibrahim A.S. berkata:
“Wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu maka pikirkanlah apa pendapatmu!”
Sungguh sebuah perintah yang tiada terkira
pengorbanannya baik bagi sang bapak maupun sang anak. Keimanan keduanya
ditantang.
Pernyataan Isma’il A.S. sungguh memukau. Ia
menjawab:
“Hai Bapakku kerjakan apa yang diperintahkan
kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Akhirnya perintah itu ditunaikan.
Saat Ibrahim A.S. hendak menyembelih anak
kesayangannya setan datang mengganggu. Ibrahim A.S. sadar akan gangguan maka
dilemparlah setan dengan batu. Gangguan terjadi hingga tiga kali. Peristiwa ini
diabadikan dalam syariat haji berupa “lempar jumrah”.
Ketika mata pisau Ibrahim A.S. hendak menyentuh
leher Isma’il A.S., Allah menahan mata pisau itu dan menggantikannya dengan
seekor domba. Kisah ini dikenang dalam syariat penyembelihan hewan kurban pada
tiap musim haji.
Demikian Ibrahim A.S. sang suri tauladan. Kecintaan
yang purna terhadap Allah menghantarkan ia lulus ujian.
No comments:
Post a Comment